ERDIKHA MORNING IDEA 29 SEPTEMBER 2021
View PDF
29 Sep 2021

Sentimen Ngeatif dari Luar Negeri Dikhawatirkan dapat Membebani Laju Penguatan IHSG

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah membentuk pola evening star pada level 6113. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks dibebani oleh Transportation & Logistic (-1.965%), Healthcare (-1.528%), Financials (-1.141%), Basic Materials (-0.634%), Infrastructures (-0.432%), Properties & Real Estate (-0.292%), Industrials (-0.153%), kendati ditopang oleh sektor Technology (-0.145%), Consumer Non-Cyclical (0.034%), Consumer Cyclicals (1.995%), Energy (6.976%) yang mengalami penguatan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6075 dan level resistance 6140. Bursa saham AS (Wall Street) babak belur pada perdagangan Selasa waktu setempat.Indeks Dow Jones merosot 1,6% ke 34.299,99, S&P 500 ambrol 2% ke 4.352,63, dan Nasdaq yang paling parah, jeblok hingga 2,8% ke 14.546,68. Nasdaq mencatat kinerja harian terburuk sejak Maret lalu. Kenaikan yield Treasury memicu aksi jual di pasar saham Dalam 4 hari terakhir total 18,57 basis dan saat ini berada di level tertinggi sejak 17 Juni lalu.Kenaikan yield Treasury tenor 10 tahun tersebut menjadi indikasi pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga. Alhasil, kenaikan tersebut tidak hanya membuat pasar saham rontok, tetapi pasar SBN juga akan goyang lagi, dan rupiah juga berisiko kembali melemah. Krisis energi dikhawatirkan memberikan dampak secara global Krisis energi yang disebabkan akibat dari meroketnya harga gas alam. Reuters melaporkan sepanjang tahun ini harga gas alam di Eropa sudah meroket hingga 280%, sementara di Amerika Serikat (AS) lebih dari 130%.Berdasarkan data Refinitiv, pada perdagangan Selasa harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, AS) tercatat US$ 5,841/MMBtu, naik 2,37% dari hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sejak Februari 2014. Banyak faktor yang dikatakan memicu lonjakan harga gas alam. Mulai dari rendahnya persediaan, pengurangan penggunaan energi fosil, hingga kurangnya supply dari Rusia. Sementara itu Bloomberg melaporkan dampak kenaikan harga gas alam di Eropa sudah merembet ke negara lainnya di seluruh dunia. Di Asia, importir liquefied natural gas (LNG) dikabarkan harus membeli dengan rekor harga tertinggi di tahun ini untuk mengamankan pasokan. China, salah satu konsumen gas alam terbesar dilaporkan belum cukup cepat untuk menambah persediaannya. Masalah energi untuk pembangkit listrik lebih kompleks lagi di Negeri Tirai Bambu, sebab Presiden Xi Jinping kini menerapkan standar emisi yang lebih tinggi, kemudian pasokan batu bara juga kurang, dan permintaan yang tinggi untuk industri. Banyak sentimen kurang baik yang masih menerpa pasar keuangan global yang dikhawatirkan berdampak ke Indonesia. Pandemi penyakit virus corona (Covid-19), kasus gagal bayar Evergrande Group, kemudian plafon utang Amerika Serikat (AS), dan yang terbaru pertumbuhan ekonomi China. Dan dari dalam negeri yang saat ini masih minim sentimen membuat pelaku pasar masih berfokus kepada keadaan di pasar global.




PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com